Jangan Terkecoh. BP37
Dalam menempuh sebuah perjalanan, ada debu yang membersamai, juga angin yang bertiup, bahkan hujan yang menerpa kala air turun dari langit dengan perantaraan awan yang menyimpannya lalu mengguyur sebagian dari bumiNya.
Senjata paling ampuh nan terhebat pun pernah lelah menghadapi terjalnya perjalanan, roda yang berputar pun harus berhenti agar tetap bisa berjalan menuju tujuan yang diimpikan, ada jeda di setiap pertempuran, pun tak selamanya pertempuran itu dengan tetesan darah.
Alia tahu konsekuensi dari apa yang telah dipilihnya, berat dan penuh halang rintang, berbaur juga menguji keyakinan, sebagian teman-temannya sudah biasa memberikan kepada orang lain untuk menimba sumurnya, padahal belum ada ikatan suci, mengerikan.
Meski menimba dengan alat pengaman sekali pun, yang namanya dilarang akan tetap dilarang selamanya, sampai segala yang dikarang itu ditembus dengan perkara-perkara yang dibolehkan, sayang, penikmat kesementara-an lebih banyak jumlahnya dari sebaliknya.
Bagaimana tidak mengerikan, bahkan ada sebagian mahasiswi yang terkenal dengan komplotan mandi sehari 1× aja. Gak pakai koma. Mereka bersama teman-temannya akan terus mandi 1× satu hari meskipun sedang berhalangan, menjijikan!
Bahkan, ada di antara mereka yang enggak mandi sekalipun, padahal dirinya sedang berhalangan dari pelaksanaan ritual suci, betapa keruhnya hati dan pikiran. Udah gitu komplotan mahasiswi ini merasa paling terbaik penampilannya.
Berasa ingin muntah sekebon. Salah seorang dari komplotan malas mandi itu mendatangi Alia, "Al, elu kok kelihatannya bersih terus walaupun enggak pake minyak wangi, kita-kita make minyak wangi sampe hampir seperempat botol yang ukuran 100ml lho."
Alia mengernyitkan mulutnya. "Gw cumen ngejaga mandi aja, tiap berasa keringat mulai banyak, gw usahain mandi, karena badan lengket itu membuat otak dan hati gw kotor, itu si kalau gw, bukan sok suci atau gimana ya, bisa gila gw kalau kelengketan keringet itu gw gak cepat-cepat bersihkan."
Salah seorang yang jarang mandi itu pun mengernyitkan mulutnya, "Emang gak cape ya mandi-mandi mulu, kan capek Al, elu gak capek?" Alia tersenyum. "Lebih baik gw capek-capek mandi dari pada melihara keringet yang memang harusnya dibersihkan."
"Yah, Al kalau kita-kita mah males kayak gitu, repot soalnya, lagian juga kita udah begini sejak kecil, orang tua kita pun kayak gini Al," Alia makin tercengang. "Jangan gitu lho, kebersihan itu akan mengundang cintaNya, kesehatan pun akan memihak ke kita."
Salah seorang teman sekelasnya terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu. "Hmm, oke lah Al, gw pikir-pikir dulu ya, solanya mandi itu salah satu musuh dari sebagian banyak musuh-musuh kehidupan yang ada di dunia, hehe, dah ... Makasih ga Alia."
Tifroh, salah seorang teman Alia yang berotak cerdas, dia pun punya prinsip untuk selalu otentik meski berada di tengah-tengah sampah sekali pun, dia punya firasat kalau orang yang se-frekuensi dengannya hanya sedikit, salah satunya yang baru dia dapatkan adalah "Alia".
Sedang di hamparan kelas yang luas itu sekumpulan mahasiswa pecinta nimba sumur tanpa izin resmi sedang sibuk berbincang untuk menaklukan sumur-sumur para pemilik ladang yang gemar "selfie" dan tukang obral diri di dumay dan dunnya.
"Eh, tau gak bro, si itu tuh," kata salah seorang yang berambut panjang lurus macam jongkok dengan kata-katanya yang terputus seolah memang caranya mencari perhatian dari teman-temannya yang se-frekuensi dengannya.
Salah seorang temannya yang berambut panjang dengan bentukan huruf 'G' menyambut. " Ngomong yang jelas nji**! Si itu si itu, kalo belum bisa ngomong gak usah ngomong!" Ketusnya, dia, si mahasiswa berambut 'G' itu memang terkenal kasar dan bengis, teman-temannya pun ngeri dengannya.
"Aduh bray, jangan ngegas lu, masih pagi nih, dinginnya embun pagi harus dinikmatin, masa harus dipanasin dengan gaya ngomong lu yang sok preman, asli gw gak takut sama sekali sama elu, santai ya, santai, kita ini satu haluan, jadi buatlah suasana yang kondusif untuk sesama pecinta sumur murahan, maaf kalau gw malah nambah panas suasana." Katanya sambil melihat ke teman-temannya yang sedang berkumpul di sana.
Terlihat mereka pada tersenyum dengan tampang sempalan busuk berbau khas pecinta segala hal yang berbau ilegal. Kumpulan pecinta sumur ilegal dan murahan sibuk dengan percekcokan di antara mereka, yang sebenarnya hanya masalah di "komunikasi" aja.
Pecinta mandi setahun sekali itu pun kalau ingat kompak dengan segala yang telah menjadi komitmen dan konsisten bersama, terutama bagi masing-masing pribadi yang sudah tertanam dengan kokoh di dirinya, "Mandi itu kalau pas lagi mau aja, gak usah sok ngurusin hidup orang deh."
Tifroh, hanya dia yang se-frekuensi dengan Alia, sayangnya Alia belum menyadari akan hal itu, dia masih mengira seluruh teman-temannya di kelas memang rata-rata punya kepribadian unik yang mana dirinya sangat dituntut untuk bisa bersosial dengan mereka tetapi tetap dengan memperhatikan apa-apa yang dilarangNya.
Kelas tentang 'Ilmu Pertanian' yang diampu oleh Pak Nebngot tetap berjalan meski ada satu dua serangga perusak suasana, begitulah dunia ini, tak akan pernah bisa semuanya berjalan dengan lancar pasti ada sedikit kendala, meski hanya sekecil zigot kutu.
Namanya juga dunia, penuh dengan cabaran dan kesakitan, tetap bisa dilalui kok meski dengan tetesan air mata dan keringat. Sesesak sesaknya cobaan tetap selalu ada senyum yang akan menepis sesaknya badai cobaan.
"Baik lah anak-anak, kalau itu menurut kalian arti dari sebuah pertanian, maka izinkanlah saya untuk saling berbagi arti lain dari pertanian itu sendiri." Pak Nebngot menulis beberapa kalimat di papan tulis putih.
Ilmu pertanian (agricultural science) adalah bidang kajian luas yang mempelajari pertanian. Sebagaimana rumpun ilmu kesehatan, bidang ini merupakan bagian dari rumpun ilmu-ilmu hayati (biosains) yang bersifat terapan dan multidisiplin. Dengan inti biologi, ilmu ini mendayagunakan pula matematika, statistika, ilmu pengetahuan alam, ilmu ekonomi dan sosial, serta berbagai teknologi dari rumpun keilmuan lainnya. Ilmu pertanian tidak serta-merta sama dengan pertanian maupun agronomi (ilmu pendayagunaan tanaman). Pertanian adalah serangkaian aktivitas yang mengubah lingkungan untuk menghasilkan produk hewani dan nabati yang bermanfaat bagi manusia. Agronomi adalah kajian yang terkait dengan budidaya serta pemanfaatan lain tanaman. Ilmu pertanian mencakup budidaya tumbuhan dan hewan, di darat maupun di air.
"Kurang lebih seperti itu ya anak-anak, selalu, akan ada kaitannya dengan yang namanya ilmu sosial, ya, karena kita tinggal di Bumi ya, bukan di Bekas*, kemudian juga pertanian ini ada kaitannya dengan budidaya hewan darat maupun air."
Sekelompok mahasiswi pecinta mandi setahun sekali atau ketika ingin saja pada memperhatikan sambil bengong. Kelompok lain dari pecinta sumur ilegal dan murahan salah terka, mereka sepertinya akan bakal murka untuk sesi pelajaran pertanian berikutnya.
Tifroh dan Alia berusaha menyerap ilmu yang telah diberikan oleh Pak Nebngot dengan seksama, mereka berdua ada rencana untuk mengembangkan arti dari ilmu pertanian itu dalam terapan kehidupan masing-masing mereka.
___
Senin 31 Januari 2022
Ruko Limus Pratama, ruko J&T Express dan Cargo, nganter paket madu-nya Tatan.
halub© 17:28
Komentar
Posting Komentar