Kebencian Lingkungan

 


    Penolakan, dengannya rasa sakit terundang. Tak peduli keadaan yang disakiti, selama hasrat buas tetap terpenuhi dan gengsi tetap utuh terbingkai di singgasana hati.

   Menyiarkan 'kebenaran' di tengah lingkungan yang menganggap 'kebenaran' itu relatif adalah suatu penyiksaan tiada tara. Mengobati dan tetap terus disakiti. Perkataan busuk yang terbalut banyak macam tipuan.

   Yang diinginkan hanya satu, 'pergi' dari perkumpulan yang dianggap telah dikuasai dengan segala pola pikir 'membangun peradaban' nyatanya hanyalah pengusiran dengan bahasa yang lebih bisa diterima orang banyak.

   Barometernya 'orang banyak' enggak lain. Mau gimana lagi 'gengsi' pengendalinya. Kebencian demi kebencian akan segala hal yang tak sejalan dengan keinginan dan pikiran.

   Hingga ketika kaki melangkah meninggalkan 'lingkungan kebencian' itu, sorak sorai pun terdengar memekikkan telinga. Sebegitu tingginya antusias agar menjadikan orang lain selalu berada dalam kerangka pola pikir dan keinginan.



   'Kebenaran' sungguh telah dikebiri! Tak lebih tak kurang, 'gengsilah' pengaturnya, tak sedikit yang terpaksa pergi begitu saja dari lingkaran 'lingkungan kebencian' itu. Sakit, merusak benteng hati.

   Orang-orang yang tumbuh dalam lingkungan itu pun tak jauh beda dari para pencetus pemikiran tersebut. Harta dan usaha di atas segalanya, hanya saja disamarkan agar tak terlihat begitu. 

   Kejam nan buas, namun dipoles dengan merujuk perilaku kebanyakan orang, sedih dan mencekam perbuatan itu. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAGI YANG MENGHARAM- KAN KATA 'JANGAN', INGATLAH AL-QUR'AN!

Tetapkan Niat, Jelaskan Tujuan

Menghindari Kesusahan