Penekuk Kebenaran
Ketika aku mau mana ada yang boleh mencegah!? Aku yakin di mana-mana selalu saja ada yang suka dan tak suka, yang paling masalah yang tak suka ini, bertingkah seolah-olah aku harus patuh padannya tak terhingga persen! Enggak tahu diri!? Aku!? Atau mereka!? Atau!?
Sekali aku ingin melangkah, jangan coba-coba mencegat, sebab titik kebahagiaan kita berbeda. Memangnya kamu siapa!? Sang pembiaya hidupku!? Ya, meski yang kamu utarakan adalah kebenaran, walaupun mungkin hanya versimu. Ingat ya, ini 'me time!'
"Kamu maunya apa sih!?" Tanyanya pada pelatihnya. Geram si pelatih, gila! Harusnya itu pertanyaanku! "Kebalik!" Dadanya berkecamuk penuh amarah. "Iya gimana!?" Bentaknya dengan suara tinggi. Pelatihnya sudah muak, rasanya ingin sekali meremukkan seluruh tulangnya hingga lebur seperti pasir lalu dilempar ke tengah laut! "Malah diem lagi! Dasar beg*!" Ketusnya.
Sebenarnya bisa saja si pelatih langsung meleburkannya. "Ngila, sekeras apapun kamu menekuk kebenaran, sekeras itu pula kekuatan yang akan menelanmu hidup hidup hingga tak tersisa sedikit pun." Tanggapnya santai dan dingin. Jangila kesal, dia langsung melempar dan merusak apa pun yang berada dalam jangkaunnya. Pruang! Centrang! Jelekgaktaudiri!
Si pelatih berusaha tetap tenang meski hatinya juga sudah lebih panas dari lahar. Memang apa yang datang juga berfungsi sebagai ujian, yang pergi? Sepertinya juga sama.
--
Sumber gambar pixabay (gambar gratis)
#penekukkebenaran
Komentar
Posting Komentar