Sengaja Lupa

    


   Dua orang teman saling berbincang tentang janji dan orientasi hidup. Nahirtif sebagai seorang pria tipe bertahan hidup dengan realita coba mengingat ulang ingatan akan janjinya juga temannya.

   "Mar!" Terkejutlah Mareh dengan hentakan Nahirtif. "Mulut kau tak bisa pelan!? Kupingku masih sehat! Aku nih belum tuli! Mau kelahi!? Ayok langsung ja! Sekalian panggil tukang gali kubur!

   Nahirtif menelan ludah sembari mengernyitkan kedua bibirnya. "Macam magma kau, muarah terus kerjakau." Timpalnya datar. Nampak jelas dari muka Mareh sudah tak nyaman lagi bicara.

   Nahirtif tak peduli, janji dan orientasi tetaplah nomor satu. "Ey Mareh, ingatkah kau akan janji kau, ingin hafal 40 biografi ringkas ilmuan, untuk dijadikan panutan. Lalu tak silau dengan kehidupan orang lain?" Mareh makin nampak tak sedap dipandang mukanya, matanya pun menoleh kanan kiri tak jelas.

   "Lupa aku Tif! Jangan pula kau mengada-ngada! Mana ada janji macam tu! Pokoknya aku lupa! Gak usah maksa-maksa ya!" Nahirtif hanya menelan ludah getir penuh kecewa.

   Mareh kini sibuk dengan hpnya, menatap kehidupan para selebrita Nasional, mengikutinya, memantaunya, menerapkan gaya hidupnya perlahan, sedikit demi sedikit. 

   Silsilah, bahkan tanggal sekian bulan sekian si selebrita itu mengatakan atau membeli sesuatu telah dihafalnya dengan begitu jelas. Orientasi tentang biografi para ilmuan sudah lesap bagai asap sampah.

--

Sumber gambar: pixabay

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAGI YANG MENGHARAM- KAN KATA 'JANGAN', INGATLAH AL-QUR'AN!

Tetapkan Niat, Jelaskan Tujuan

Menghindari Kesusahan