Tidur Pagi
Ramni biasa merebahkan badannya setelah jam 5.12 pagi, awalnya hanya sekedar merilekskan kepenatannya di malam hari yang selalu digunakan untuk membaca buku.
Dari buku-bukunya yang telah dibacanya ada satu buku yang mengajarkan kepadanya untuk tidak tidur pagi, lebih-lebih setelah jam 5.00 sampai jam 06.00.
Apa daya? Terkadang hembusan udara halus sudah seketika itu juga merebahkan badannya tanpa paksa, penuh kelembutan dan kesantunan. Matanya pun kedip-kedip, antara menahan tidur dan tetap melek.
"Ram! Ram! Bangun! Mau terus sampai sore!?" Suara salah seorang temannya membangunkan. Matanya terbuka perlahan. Apa lagi sih ini!? Baru aja merem, udah banyak bac*t aja tuh orang!
Karena Ramni memang tak melihat langsung kondisi yang sebenarnya, maka dia memutuskan untuk kembali merebahkan badannya di kasur empuk yang masih bernuansa sejuknya pagi hari.
Matanya kembali berkedip, kali ini entah tanda apa lagi, mungkin juga tanda akan punya uang banyak atau dapat wanita semlohai yang baik luar dalam.
Wussh ... Angin berhembus pelan mengenai wajahnya, karena memang kamar Ramni di belakangnya hutan, sering sekali angin semilir bertiup, lebih-lebih ini di pagi hari, sangat tak bisa dilawan.
Sore hari temannya datang duduk langsung bersebrangan di tempat tidurnya, menunggu Ramni bangun. Melihat nya sambil tangannya bertumpu di dagu. Apa di kepalanya?
--
Sumber gambar pixabay
Komentar
Posting Komentar