Ketergantungan

    Pasti ada saling ketergantungan, selagi masih dalam hal yang wajar dan manusiawi kenapa enggak? Seperti tukang tambal ban, pedagang kaki lima, warung makan, tukang sol dll. Dulu sebelum sabun dikenal seperti sekarang ini, pasti ada aja yang merasa kalau pakai sabun buat mandi dan nyuci itu dosa atau merasa bersalah.

   Sekarang ada sampo, odol, dan banyak lagi. Tapi masih ada aja yang beranggapan, "Nanti ketergantungan." Padahal emang apa-apanya di dunia ini serba ketergantungan jatuhnya. Kenapa tidak, pelajar butuh buku, pena, penghapus dan sebagainya.

   Nah! Ini ada sebagian orang yang enggak mau pakai deodorant, kalau badannya se-wangi melati atau anggrek mungkin boleh-boleh aja. Lah ini! Se-bau kerbau, lebih bau lagi, bikin pusing kalau ada di sampingnya.

   Terus masih aja beralasan "Nanti ketergantungan jatuhnya, kalau enggak pakai sekali bakal lebih bau berkali lipat." Ya udah coba aja zaman sekarang mandi enggak pakai sabun, nyuci baju enggak pakai detergent.

   Keramas enggak pakai sampo, pakai air aja, coba! Nanti kan ketergantungan! Iya gitu juga makan nasi dan lauk-pauknya. Enggak usah makan-makan nasi lagi nanti ketergantungan. Enggak usah lagi belajar-belajar, membaca, diskusi, menghadiri seminar keilmuan, nanti ketergantungan.

   Bagus sih tapi enggak pas, mau dipaksa-paksain pas, pasnya cuman di tong sampah yang penuh dengan belatung.

--

Buku pertama/anak kedua: "Gadis Taman".

https://youtube.com/shorts/X7fNI7U_4jI?feature=share

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAGI YANG MENGHARAM- KAN KATA 'JANGAN', INGATLAH AL-QUR'AN!

Tetapkan Niat, Jelaskan Tujuan

Menghindari Kesusahan