Temukan Motif Yang Kuat

   By: Abah Ihsan

   "Saya pengen deh punya anak!" Sebaiknya, pikirkan dengan baik jika sekadar pengen. Please... kasihan anak jika sekadar pengen. Buat Anda yang belum menikah dan tentu saja belum dikaruniai anak, atau yang sudah menikah dan belum dikaruniai anak tolong pikirkan baik-baik sebelum memutuskan untuk menginginkan anak. Tulisan ini tentang KESADARAN diri setiap orang yang memutuskan punya anak.    

   Memutuskan punya anak itu harus SADAR DIRI bukan pingsan, bukan FOMO, bukan ikutan-ikutan, bukan karena orang lain, bukan karena terpaksa, bukan karena tidak ada tujuan, bukan.. Kasihan anak-anak yang dilahirkan ke dunia kalo motifnya gitu doang. 

   Setiap orang harus SADAR bahwa mereka punya anak itu NIAT, NIAT BANGET karena ada tujuan. Karena ada kebutuhan, bukan sekadar pengen. Jadi apa tujuan kalian punya anak? Jika punya tujuan, pasti akan mencari jalan, menyediakan waktu, menyediakan tenaga, pikiran dan akan menantang segala kesulitannya. Bukan dilepaskan begitu saja anak di "alam liar."  

   Ketika Anda menikah normalnya semua orang menginginkan anak, tapi saya tidak menyarankan Anda yang sudah menikah dan hari ini belum ada anak dikeluarga, Anda sekadar pengen punya anak. 

   Sebaiknya, jika mau memutuskan untuk menghadirkan anak, jika dan hanya Anda benar-benar BUTUH anak, bukan sekadar PENGEN anak. Ini bukan sekadar permainan kata-kata atau manipulasi frasa. 

   Saya serius. Saya benar-benar bermaksud untuk memikirkan secara mendalam apa tujuan kita sebenarnya punya anak? Jika hanya sekadar menginginkan anak, kasian anak-anak kita. Keinginan berarti bisa jadi MOTIF kita untuk punya anak sekadar untuk bersenang-senang, berbeda jika kita kemudian membutuhkan anak. 

Ketika kita membutuhkan anak maka kita punya visi di sana, kita punya tujuan di sana, kita punya maksud mendalam di sana.

   Misalnya, saya membutuhkan anak karena saya ingin “Menciptakan, membentuk generasi-generasi yang akan melanjutkan idealisme saya, niat baik saya misalnya membangun sebuah perusahaan, lembaga dakwah, organisasi yang baik, meneruskan cita-cita orangtua yang baik-baik,

   Saya ingin mengkader generasi dari darah daging saya sendiri. Atau saya ingin melahirkan pemimpin yang baik dari keluarga saya." Ketika sudah punya motif yang mulia, agar tercapai tentu saja kita harus mencari jalan, mencari cara bagaimana agar tujuan itu tercapai. 

   Saat motif sudah kuat, kita akan menemukan bahwa anak-anak itu akan menjadi "Project amal" kita yang luar biasa. Kita butuh anak karena kita butuh generasi yang akan melanjutkan project amal kita. Jadi, bukan sekadar dilahirkan tapi tidak diurus, hanya diajak main ketika kecil lalu kemudian setelah dewasa tidak ada bimbingan intensif pada anak-anak, atau kita membutuhkan anak karena kita benar-benar ingin bersedekah pada anak-anak kita.

   Menyedekahkan waktu, menyedekahkan biaya, menyedekahkan pemikiran, menyedekahkan hal-hal yang baik-baik kepada anak-anak kita, karena itu jika niatnya benar bersedekah maka tentu saja kita akan berkomitmen, bertanggung jawab dalam mengurus anak-anak kita.

   Pada kenyataannya disekitar kita banyak sekali orang yang hanya menginginkan anak bukan membutuhkan anak, akibatnya ketika mereka sudah lahir ke dunia yang namanya keinginan kan hari ini pengen besok enggak, bisa bosen. Yang namanya keinginan jika kemudian tidak dikelola dengan baik, tidak akan memuaskan, memenuhi kebahagiaan. 

   Kita hanya pengen anak jika sekadar ingin membuktikan bahwa saya tidak mandul, subur, supaya kita punya status, tidak ditanya-tanya orang atau sekadar bahwa kita ingin punya keluarga yang lengkap karena dengan kehadiran anak-anak, tapi tidak ada tujuan mendalam dan visi besar disana. Akibatnya anak-anak itu akhirnya seperti hanya dikembangbiakan bukan dididik.

   Beberapa waktu yang lalu banyak orang yang bertanya kepada saya tentang teman-teman di luar sana yang membuat semacam komunitas atau memilih untuk semacam gerakan "Child Free" (tidak menginginkan punya anak), meskipun saya tidak setuju 100% dengan apa yang mereka lakukan, tapi bagi saya mereka lebih genuine lebih gentle, daripada apa yang dilakukan oleh sebagian orang punya anak tapi tidak bertanggung jawab, punya anak tapi tidak dididik, punya anak tapi tidak di urus.

   Saya tidak bermaksud ingin menyalahkan siapapun tapi saya mengajak teman-teman yang belum punya anak untuk berpikir mendalam mencari alasan atau motif yang kuat ketika nanti memutuskan punya anak, punya tujuan yang kuat sehingga ketika kita punya tujuan yang kuat itu kita akan menantang atau bersabar ketika melewati berbagai macam kesulitan-kesulitan, ketika melewati berbagai macam hambatan-hambatan di tengah jalan. 

   Mulai dari hal-hal sederhana "Kerewelan, kelelahan, kesibukan" dan seterusnya, maka kita akan terus berkomitmen dan bertanggung jawab untuk menghadapi semua tantangan itu semua. Jadi bukan sekadar menyakinkan pada lingkungan, atau lalu setelah anak terpengaruh lingkungan kita mengatakan “Bahwa anak-anak saya terpengaruh temannya." 

   Kenapa mereka terpengaruh teman? Bukan terpengaruh kita (orangtuanya)? Padahal anak kita yang lebih duluan kenal kita, lebih lama hidup dengan kita (orangtuanya).

   Jadi pleasee ketika Anda memutuskan memiliki anak cari motif yang kuat, cari tujuan yang kuat sehingga keputusan kita untuk memiliki anak itu mengakar kuat, menancap kuat ke dalam jiwa kita, sehingga kita tidak mudah goyah dengan berbagai macam tantangan yang akan kita hadapi ketika kita memiliki anak. 

   Bahkan jika Anda sudah ada anak dan mau nambah anak pun, itu juga harus secara sadar disepakati berdua dengan pasangan. Kenapa? Karena banyak ditemui di sekitar kita salah satu pasangan tidak mau terlibat untuk urus anak, tidak mendidik anaknya, hanya menyerahkan ke salah satu pasangannya. "Ayah mau nambah Anak? Boleh, asal Ayah Janji mau terlibat ngurus berdua. Jika tidak, close the door!"

   Ini bukan masalah keyakinan bahwa ketika Allah sudah memutuskan, mengizinkan kita punya anak, pasti Allah berikan kemampuan pada kita, sebab kemampuan itu juga harus dicari, harus direngkuh, harus diambil, seperti rezeki harus dijemput dengan berbagai macam skill, ilmu, keterampilan yang harus kita jalani. 

   Mudah-mudahan Anda menemukannya motif-motif yang kuat sehingga Anda punya idealisme punya kekuatan untuk menghadapi berbagai macam tantangan yang akan Anda hadapi.


   Sumber: 

https://www.instagram.com/p/CdcdVJZhCrb/?utm_source=ig_web_copy_link


Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAGI YANG MENGHARAM- KAN KATA 'JANGAN', INGATLAH AL-QUR'AN!

Tetapkan Niat, Jelaskan Tujuan

Menghindari Kesusahan