Tidak Berharap

    

     Rasa sakit datang biasanya sejalan dengan rasa harap yang terlanjur lebih dan lebih, sehingga ketika harapan tak terwujud terbitlah kecewa. Jangan terlalu berharap, bahkan tak usah berharap pada manusia, mereka pasti mati.
   Bisa saja menepati janji sebelum mati, bisa juga mati dulu dan janji pun tergantung. Ada memang sebagian manusia yang seolah menjadikan dirinya master penentu akan kejadian-kejadian di depannya.
   Sebenarnya tak begitu. Kejadian di depan sana belum tentu terjadi akan kerja keras seseorang atau siapa pun, karena apa pun yang telah sangat diharapkan dapat berubah kapan pun itu tanpa mengenal perencanaan hebat si manusia.
   Lebih-lebih seorang pria yang terlalu berharap dengan wanita yang digadang-gadangkan akan menjadi teman terakhirnya hingga tutup usia. Ternyata kenyataannya berjalan lain, wanita itu lebih memilih pria lain yang menurutnya lebih mumpuni.
   Di sebuah pelataran para penghafal pun demikian. Ada seorang pembina yang terlanjur menaruh harap pada salah seorang pendatang yang ikut menghafal di pelataran itu. Usut punya usut ternyata pendatang itu berkhianat.
   Hasilnya? Tetbitlah kecoa, kecewa. Orang tua pun mungkin juga tak jauh dari rangkaian seperti itu, berharap banyak akan buah hatinya patuh, jadi anak yang baik, jujur pada orang tua. Namun lingkungan dan pertemanan ternyata lebih sukses dalam andil menghancurkan yang telah dibangun.
   
--
Sumber gambar: shooted by Xiaomi Redmi 8A Pro

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAGI YANG MENGHARAM- KAN KATA 'JANGAN', INGATLAH AL-QUR'AN!

Tetapkan Niat, Jelaskan Tujuan

Menghindari Kesusahan