Siklus Biasa


      Siklus yang itu itu saja, memang rata-rata mengalami siklus itu. Ruh, rahim, dunia, kubur, kasat mata. Terus berputar seperti itu. Benarlah hina, nangis, makan, buang air; besar kecil. Sampai jatah masing-masing habis.

   Kecewa karena rasa memiliki yang berlebih, padahal semua titipan. Ruh pun tak akan selamanya bersama jasad selama di dunia. Nangis atas kesalahan? Tidak juga, tak sedikit yang hanya buatan.

   Benar-benar menipu. Manusia tak punya apa-apa, yakin? Yang dititipkan hanya hiburan menuju pemanggilan nanti. Tak sedikit yang lupa dan sengaja lupa. Seolah mau tinggal selamanya di dunia.

   Mau menang di setiap kondisi; tak peduli salah atau benar, yang banyaknya sih salah tapi tetap mau terlihat 'benar' dan 'menang' di depan orang banyak. Seolah menjadi pusat perhatian orang banyak adalah tujuan tertinggi di dunia.

   Mengklaim orang lain tak beretika bisa, jika bertanya, "Apakah saya beretika?" "TENTU!" Bentaknya tak peduli kalau sebenarnya banyak juga orang-orang yang mengeluhkan tingkah lakunya yang jauh dari beretika, TAPI ENGGAK PEDULI!

   Dari dalam kandungan, lahir, bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa, tua, kembali lagi ke awal. Siklus itu tetap begitu seterusnya, namun tak sedikit yang merasa seolah dunia adalah yang pertama dan terakhir, atau SELAMA-LAMANYA.

   Tak juga sedikit yang hanya seperti kebanyakan. Ketika ditanya semboyan hidup,diam!Ihrisha'lamaayanfa'uk!

    _____

Source picture: pintrest (free)








Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAGI YANG MENGHARAM- KAN KATA 'JANGAN', INGATLAH AL-QUR'AN!

Tetapkan Niat, Jelaskan Tujuan

Mendefinisikan Keinginan (Kesenangan) dan Kebutuhan